Fotografi adalah photo dan graphos yang artinya menulis dengan cahaya [John Herschel, 1835]
Fotografi sebagai proses kreatif dan subyektif. Subyektif disini dimaksudkan untuk pilihan gaya, tema dan pesan.
Pilihan kreatif berakar pada konteks lingkungan sosial-kultural, ideologi dan psikologis yang khusus dan historis.
Fotografi bukan hanya rekaman gambar tetapi juga seni yang punya konteks lingkungan sosial, kultural, ideologi yang khusus.
Dalam fotografi dikenal " Straight Photography "
- Penggambaran realitas secara langsung, tanpa ada teknik pemotretan (kamera frontal) , lingkungan objek yang difoto (pencahayaan) / teknik pemrosesan gambar (tanpa crop/retouch)
- Reaksi terhadap ornamentasi berlebihan dalam aliran romantisme
BAUHAUS
Didirikan di Weimar (Jerman) pada tahun 1919 oleh Walter Gropius.
Dipengaruhi oleh Neue Sachlichkeit yang menolak ornamentasi/dekoratif yang berlebihan.
Mementingkan aspek fungsional dan keseharian
Adanya kekuatan artistik -> Abstrak terdiri dari berbagai karakter :
- kontras (B/W, shawdows)
- geometri (horizontal, vertikal) -> garis yang membagi 2 bidang
- keseimbangan (kontras, setara)
- perspektif yang ekstrem -> mengikuti perspektif alat misalnya mikroskop, teropong
Tahun 1993 BAUHAUS dibubarkan oleh Nazi
KARAKTER SEKOLAH FOTOGRAFI ' DUSSELDORF '
Dusseldorf School : sekolah akademi yang menghasilkan fotografer terkenal dibentuk tahun 1959 oleh Bernd dan Hilla Becher
Dokumenter : arsitektur industria awal abad 20 yang mulai menghilang atau dihancurkan
Kamera frontal dan obyektif -> adanya tanpa intervensi fotografer maupun lingkungan objek yang di foto.
APA yang BISA di PELAJARI dari ' BAUHAUS '
Fotografi dibuat dalam sebuah konteks sosial dan kultural dengan merefleksikan konteks sosial dan kultural.
Konteks sosial-kultural Indonesia :
- " less obsessed " dengan teknologi
- Chaos yang mempersulit prinsip " balances " & " kontras "
- Foto adalah halaman yang " personal ", obyektifikasi dipersoalkan atau bahkan ditolak
' BAUHAUS ' merefleksikan kekaguman dan obsesi kelompok elit atau terdidik Jerman terhadap modernisasi awal abad 20 ditandai dengan pemujaan terhadap mekanisme, obyektifikasi secara alamiah dan ide-ide abstrak.
Memperlihatkan kekaguman pada modernisasi dan industrialisasi
Dusseldorf -> merepresentasikan Kritik pada industrialisasi sebagai bentuk dampak krisis global tahun 1930-1950
Dusseldorf -> masih mempertahankan obyektifikasi (ilmiah/tipografi, netralitas) yang juga mempengaruhi karakter dan pendekatan fotografi Jerman lanjutnya.
No comments:
Post a Comment