Sunday, August 4, 2013

Stuck In Reverse

Baiknya memulai dari mana yaa?

Kalian tahu kan sebuah film dengan judul The Conjuring? Yaa saya ingin sekali menonton namun tidak tahu dengan siapa. Mengajak siapapun bentrok sana-sini, adapun yang sudah berlangsung sampai di tempat tujuan pun batal. Entah saya sungguh penasaran sama film ini dan anehnya lagi super niat. Ajakan secara random pun saya lontarkan kepada siapapun yang saya kenal yang intinya saya hanya perlu teman untuk menonton, mengingat teman-teman dekat saya pada sibuk semua. Hingga suatu saat secara alami saya mengajak seseorang untuk nonton.

Terlintas dipikiran saya,
"ah mana mungkin dia mau nonton sama aku, ketemuan aja jarang, ngobrol seadanya, pasti mengganggap aku aneh deh." tetap saja ajakan itu terlontar juga disebuah pesan singkat. "kamu udah nonton the conjuring?*cari temen*" kira-kira seperti itu.

Tak lama dia membalas. Saya cuma terheran. Dan seperti biasa yang selalu saya ingat, ketika mengajak pertanyaan yang selalu terlintas adalah, emangnya kamu lagi, di depok?

Tipe orang yang to do point, melihat situasi dan kondisi, lebih senang memperhatikan daripada diperhatikan, menganalisis mungkin itu yang menjadi tolak ukur kehidupan saya akan sesuatu hal. Tak lama saya bercerita tentang keseharian saat ini. Dengan santai saya melontarkan sebuah kalimat yang bisa dibilang ceplas ceplos, "mau gak nonton? kalau kamu gak mau gpp sihh.. sebab aku penasaran banget dan lagi cari teman nonton. :)"

Yaa kapan? sahut dia. Saya pun memberi tahu kapan ada waktu. Namun, mendekati hari raya Idul Fitri, dia menyarankan untuk sebelum hari raya itu tiba. Alasannya yaitu supaya sepi. Entah sih ini disadari atau tidak, setiap pertanyaan yang saya ajukan, selalu mengalir gitu saja. Saya membalas: apakah tidak terlalu lama? mengingat rasa penasaran akan sebuah film ini sudah menggebu-gebu. Tetap saja saya bilang kalau dari dirinya merasa terpaksa yasudah tidak apa-apa. Ajakan ini tidak bersifat paksaan pure hanya mengajak nonton. Selalu ada pikiran lain untuk sebuah antisipasi, berusaha memikirkan yang lain apa yang ada dipikiran orang lain kedepannya. Terlontar lagi sebuah kalimat ajakan yang tidak bersifat memaksa dan supaya orang tersebut tidak berpikir aneh tentang saya. Dia pun membalas, "iya tidak apa-apa, aku pure kalau diajak nonton."

Lalu ujung bibir ini tiba-tiba tersenyum kecil, tenang dan damai. Esok harinya saya membalas,
"Hello spirit morning. Love is the way of God to the people and the way of man to God. Awaken Happiness. Keep spirit!"

Selama beberapa hari, selalu muncul sebuah pertanyaan-pertanyaan. Its real? Sejak kapan dia mau diajak nonton. Bertemu saja saya malu dan terlihat jaga jarak. Berusaha menyembunyikan sesuatu supaya sebuah rasa ini tidak terlalu berlebihan. Karena saya ingin menikmati sebuah rasa kebersamaan bukan sebuah perpisahan seperti yang terdahulu. Sejak kecil saya sudah mengenalnya, perbedaan umur kami itu enam tahun. Mungkin ini yang dinamakan Love at the first sight? Bersembunyi dibalik sebuah rasa yang terbentuk selama delapan tahun. Mencoba menepis hingga akhirnya hanya bertahan dua tahun. Bertemu dengan sosok lain yang entah menyerupai dirinya. Awalnya berhasil lepas, dan berusaha lepas dari semuanya. Lagi dan lagi hanya bertahan dua tahun. Hingga moment ini tiba, sebuah kenangan terlahir kembali dari sarangnya.

Tidak mau berharap lebih, namun menikmati sebuah moment dengannya. Lalu saya tidak menanyakan kapan nonton, tetapi menunggu apakah dia tulus menemani saya. Yaa MENUNGGU. Hal ini sungguh melatih kesabaran saya akan sebuah PERTEMUAN. Sewaktu malam hari sekitar pukul 23.00 saya menanyakan apakah dirinya masih di kantor? jawabnya yaa karena sedang mempersiapkan project kerjanya. Dengan sederhana saya hanya mengirimkan emoticon bergambar secangkir kopi untuk semangat. Selama tiga hari berusaha tidak menghubunginya. Saya hanya menunggu kepastian darinya.

Saat itu saya sedang di kantor. Weekend saya harus masuk dan menjelang lebaran berita yang masuk bagaikan air terjun yang mengalir deras. Rutinitas yang harus menghandle berita membuat saya ekstra kerja keras hingga terkadang tertidur di meja kantor sembari mendengarkan radio secara streaming untuk memberi semangat. Sampai pesan singkat pun mendarat di ponsel saya, "jadi ga?" Bukan langsung saya balas, namun kembali bibir ini tersenyum kecil. Rasa kantuk pun hilang begitu saja.

Saya menanyakan keberadaan dirinya, dan Ia sedang berada di kawasan Ambasador. Lalu saya bilang, "kalau kamu gak sibuk aja sih.. mau nonton dimana yang terdekat dari kamu?" Berhubung mall ibukota sedang midnight sale, oh mungkin dia sedang menikmati itu. Dia menyarankan memilih di Hollywood atau Senayan. Tanpa basa-basi saya mengecek jadwal, dan memilih di Senayan karena tidak jauh. Pulang kerja, langit sudah berubah warna menjadi gelap. Menunjukkan pukul 19.00. Saya pun memilih untuk jalan kaki mengingat akses kesana kalau naik taksi nanggung kalau naik kendaraan umum susah.

Sewaktu pulang ada perasaan semangat dan senyuman. Menuju kawasan Senayan City dengan berjalan kaki saya menemukan kejadian-kejadian unik. Saya bertemu dengan seorang nenek yang renta tak mampu berjalan dengan mengalirnya saya menyapa nenek tersebut yang ingin membeli nasi. Iba melihat sang nenek dan menanyakan keluarganya dimana di rumah? mau beli untuk makan cucu sama anak. Terlintas dipikiran saya untuk memberi sedikit uang, namun nenek itu bukan untuk di kasihani tapi diberikan semangat. Menemani sang nenek berjalan dan tak lupa memberi semangat serta hati-hati di jalanan. Sang nenek pun tersenyum.

Lain lagi saya bertemu para pedagang menjual sebuah patung dan masakan kaki lima. Bertemu dengan sebuah satpam yang menyapa hangat saya. Alasan saya suka akan jalan kaki karena saya menikmati sebuah pertemuan singkat dengan orang lain yang mampu memberi sebuah tanda. Terucap dalam hati, dan mengucap rasa syukur. Love is fight. Kesempatan itu ada karena kita mau mencoba bukan menghindar. Kalau kita menghindar tidak akan tahu rasa dari kesempatan itu. Dan aku memilih untuk membuat quality time sederhana bersamamu.

Track list lagu, Hari Bersamanya dari Sheila on 7 terputar pada ponsel saya. Bahagia itu butuh perjuangan. Perjuangan selama perjalanan singkat. Sesampainya di tempat tujuan, saya langsung memberi kabar. Ada yang biasa dari yang tak biasa. Saya menunggu kehadirannya mengingat sedang ada perlu. Entahlah saya tidak mau tahu banyak. Cukup lama menunggu hampir satu jam. Namun disela-sela menunggu ada lagi moment yang mampu membahagiakan rasa kesabaran saya dalam menunggu. Saya dapat bertemu dengan anak kecil yang sedang disuapin oleh sang ibu yang jika dilihat lebih dalam ia keturunan India. Dari bahasa percakapan mereka terdengar seperti layaknya orang India berbicara. Saya hanya tersenyum dan seringkali menyapa anak itu agar mau makan. Belum lagi senandung lagu coldplay, salah satu band favorite saya dinyanyikan oleh pemusik akustik. Oh God, the moment is beautiful. Sederhana namun menyentuh. Selama menunggu, saya pun juga mengobrol dengan teman via ponsel. Waktu pun mengalir begitu saja hingga akhirnya dia memberi kabar kalau sudah tiba.

Deg.. Deg.. Deg.. Deg.. jantung ini memacu begitu cepat. Stay cool and calm! This is first time when I and him just make simply quality time.

"Kamu dimana? aku udah nyampe di atas."
"Aku lagi liat anak kecil disuapin, yaudah aku ke atas."

Tiba di sebuah tempat nonton, tetap tidak bertemu.

"Kamu dimananya sih?"
"Ini aku lagi duduk santai."

Tosh! perjumpaan kita setelah sekian lama jarang bertemu. Seseorang mengenakan kaos biru lengan 3/4, dan akhirnya it's so closed. Kamu sekarang muncul dihadapan saya begitu dekat dan hanya berdua. Tak lama saya mulai bercerita dan menanyakan segala hal agar topik selama menunggu tidak terbuang sia-sia. Dia menceritakan flow kerjaannya, menceritakan selama perjalanan di Eropa, dan segala macam saya tanyakan agar tidak diam sesaat. Menciptakan berbagai moment agar waktu saya dengan dirinya tidak terbuang sia-sia.

"Kamu gak mau makan?"
"Gak ah aku gak makan kalau udah malam."
"Yaudah aku beliin minum yaa. Mau pesan apa?"
"Aku lemon tea aja," sahutku.

Hey, kamu sekarang nyata di depan saya persis. Saya harus bisa membuat quality time secara sederhana. Hingga akhirnya jam menonton pun tiba pukul 21.30. Mempersilahkan jalan duluan, dan memberi satu tiket untuk disimpan. Saya dapat nomer lima dan dia enam. Ah aroma tubuhnya yang khas nan lembut, teriak bareng dan saya menutup mata sembari mengintip ketakutan. The Conjuring sungguh menegangkan begitu juga dengan saya begitu tegang berhadapan dengan dirinya.

Saya selalu ingin berjalan tepat di belakangnya. Agar saya selalu bisa menatapmu dari balik punggungmu. Sesekali melirik ke arah dua pasang bola mata yang bulat, dengan senyuman gigi gingsulmu yang khas.

Dua jam sudah film ini selesai hingga akhirnya mengantarnya ke parkiran dan kami pulang. Selama perjalanan dia menyetel sebuah lagu band favorite saya coldplay. Entah ini disengaja atau memang dia suka.

"Kamu beneran gak mau makan?" tanyanya.
"Kamu mau roti bakar? ada roti bakar nagih kita cobain yuk."pintaku.
"Yaudah kamu tunjukin jalan yaa.." ujarnya.

Roti Bakar Nagih ini ada dua tempat satu di kebayoran satu lagi di tendean. Sederhana menikmati roti bakar bersamanya. Ayo cobain, bedaloh sama roti bakar Eddy. Aku memilih topping rotbak silverqueen cheese oreo dan dia memilih rotbak nuttella cheese star.

"Ini cobain punyaku, silverqueennya berasa banget, meleleh di lidah."
"Ah terlalu manis, tapi enak sih.."
Iya manis seperti moment singkat ini. (ucapku dalam hati)


Tak mampu menatap matanya, sesekali makan menunduk terlihat malu dan berusaha untuk menyembunyikan rasa yang sedang saya alami. Terima Kasih sekali bertahun-tahun moment langka ini akhirnya datang juga. Bisa jalan berdua dan menonton bersama hanya berdua.

Teringat akan lirik lagu, Hari Bersamanya: Mohon Tuhan untuk kali ini saja beri aku kekuatan untuk menatap matanya, lancarkan hariku untuk bersamanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
"Yuk pulang nanti kamu dicariin."
"Gak kok kan ada orang rumah yang nungguin."
"Emang gak bawa kunci? Ngekos yah?"
"Gak kok, emang ada orang rumah nungguin setiap aku pulang malam."

Memasuki mobil bercat silver, dan tiba saja terputar lagu Coldplay, Fix You.

"Ihh pas banget nihh Fix You," sahutnya.

Hah? Maksudnya? Tetap saya stay cool, gak mau ada perasaan berlebih karena takut ada rasa kecewa nantinya. Saya hanya ingin menikmati quality time bersamamu saat ini. Lalu kami berduet bersama menyanyikan lagu ini.

When you try your best, but you don't succeedWhen you get what you want, but not what you needWhen you feel so tired, but you can't sleepStuck in reverse
And the tears come streaming down your faceWhen you lose something you can't replaceWhen you love someone, but it goes to wasteCould it be worse?

Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
And high up above or down belowWhen you're too in love to let it goBut if you never try you'll never knowJust what you're worth
Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
Tears stream down your faceWhen you lose something you cannot replaceTears stream down your faceAnd I
Tears stream down your faceI promise you I will learn from my mistakesTears stream down your faceAnd I
Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
"Makasih yaa sudah mau menemani dan maaf merepotkan kamu." ujarku sembari menundukkan kepala karena terlalu takut menatapnya."Iya sama-sama, sampai ketemu nanti yaa nonton lain lagi. Selamat malam, selamat tidur.""Kamu juga, hati-hati dijalan. God Bless." sahutku dengan senyuman sederhana.
Menyeruput kopi dalam tak tersisa. Begitu juga aku dengan kamu mencoba menikmati waktu tanpa tersisa. Walau kopi itu pahit, namun pertemuan ini terasa manis. Belum lagi nagih, ya aku ketagihan akan pertemuan ini. 
Aku adalah manusia yang butuh pengakuan.Namun bibir ini mengatup rapat.Semenjak kita saling bertemu, suka tak suka.Ajari aku untuk menjadi penipu. Setiap aku merasakan duka masih bisa tertawa.Menggenggam sebuah kejujuran secara erat-erat.Rasakanlah ruang, waktu dan nafasku tanpa perlu kuucap.Matamu dan mataku tersimpan dalam kelopak yang terpisah.Bangun dari mimpi supaya tidak lagi bermain ilusi.Aku bersemayam bersama ingatan tentang kamu.

Ingin sekali memeluk namun yang mampu kuucapkan hanya sebuah rasa terima kasih dan senyuman sederhana. Terima Kasih "L" for love. Pertemuan yang sangat singkat dan tersimpan dalam benak.






Thursday, February 14, 2013

Cinta Kasih yang Universal ialah yang kekal


Tepat di hari ini, 14 Februari 2013, sebagai hari Kasih Sayang. Masyarakat dunia pun merayakannya. Dalam ajaran Brahm, di hari Valentine (Kasih Sayang) bukan hanya kasih sayang pada pasangan atau keluarga masing-masing. Tetapi seharusnya kita juga memancarkan Cinta Kasih kepada semua makhluk di dunia ini. Cinta Kasih yang Universal ialah yang kekal. Kemudian, di hari istimewa ini kita juga harus bisa memaafkan orang.

Memaafkan orang yang pernah menyakiti kita akan membuat kita semakin kuat. Jika kita dihina maka kita hanya perlu menahan hinaan mereka selama beberapa waktu, tetapi mereka akan menanggung keburukan perbuatannya seumur hidup. Contohnya saja kisah nyata mengenai apharteid di Afrika Selatan. Selama bertahun-tahun, orang kulit putih disana melakukan banyak kekejian pada kaum kulit hitam. Saat peristiwa apharteid berhenti, kemudian Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan, beliau pun tidak menuntut balas dendam.

Inilah cerita Hore-Hore Team special edition di hari Kasih Sayang ini. Acara random ini sudah sangat biasa kami lakukan. Tercetus ide untuk mengadakan acara yang sudah sangat kuno yaitu tuker coklat.  Kesederhanaan memberikan makna yang hangat bagi kami tentang Kasih Sayang. Dengan range harga yang sudah ditentukan kami pun mempersiapkan kado masing-masing dengan dibalut koran bekas. Tanpa direncanakan saya bertemu dengan teman seperjuangan jarak jauh dan kebetulan baru saja membeli coklat di pagi hari sebelum masuk kuliah. Siang hari barulah Hore-Hore Team melakukan ritual sederhana ini di salah satu kosan di Gading Serpong. Menunggu personil Hore-Hore Team lainnya, saya mempersiapkan undian yang nantinya untuk menandakan siapa mendapat nomor apa nah itu hadiahnya. Ada yang special di hari Kasih Sayang ini, sebut saja YME ikut berpartisipasi dalam acara ini. Sekitar pukul 13.00 WIB, Hore-Hore Team mulai melakukan ritual sederhana ini. Mengambil nomor undian, dan siap mendapatkan coklatnya masing-masing. Lagi dan lagi YME ikut berpartisipasi, kami personil Hore-Hore Team seperti sudah di pasangkan satu sama lain. Tanpa disengaja, saya mendapatkan nomor undian teman seperjuangan jarak jauh saya begitu juga sebaliknya. Begitu juga dengan personil Hore-Hore Team lainnya. J-N, Y-A, N-R ritual sederhana ini sangat berkesan berkat campur tangan YME yang mau menyempatkan diri ikut berpartisipasi dalam hari Kasih Sayang ini. We love you YME ;) 



Hore-Hore Team mengucapkan Selamat Hari Kasih Sayang untuk semua makhluk ciptaan Tuhan. Cinta Kasih yang Universal ialah yang kekal. 






Monday, February 4, 2013

Mr. M


*turn the music first


Dear You,

            Sebuah film seperti pertanda bagi kami. Dipadukan dengan segelas kopi yang mampu menghangatkan kita. Di sudut kota Jakarta, sebagai kota yang memiliki hiruk pikuk.

            Seorang pernah menjadi bagian kepingan hidup saya mengarungi kota Jakarta. Kepingan yang sudah hilang entah dimana keberadaannya. Dia, lelaki yang berbintang Aquarius. Pembawaannya yang tenang, menghanyutkanku. Hanyut akan teka-teki hidupnya. Teka-teki yang tak mampu aku jawab seluruhnya. Tepat dihari ini, usianya bertambah. Hallo kamu, si senyum khas, selamat bertambah usia. Apa kabar? Lelaki yang bisa membuat aku merasa nyaman. Sang petualang dan sang pencerita. Aku yakin kamu ingat semuanya. Banyak sekali cerita yang hanya bercerita kepadamu, karena aku merasa nyaman dengan seonggok tubuh yang mampu mendengarkan ketika bercerita. Kita berusaha saling mengerti satu sama lain. Kamu mampu membuat segalanya bermakna entah hal sekecil apa pun itu.

         Ini adalah segelintir perjalanan. Perjalanan ini mengajarkan kita tentang kisah yang membuat masa lalu menjadi memiliki rasa masing-masing. Ada hal-hal tentang kita yang tidak aku pahami. Diorama ini mungkin mempunyai efek yang lebih dahsyat karena memiliki ruang untuk imajinasi. Ada sehelai potret yang senantiasa kuselipkan di dalam kotak imajinasiku. Potret yang menyiratkan perjalanan kita. Semburat wajah kamu dan aku dalam secarik kertas foto. Kamu terlihat mempunyai kehangatan tetap, sorot matanya tajam menembus siapa saja, mempunyai ciri khas raut wajah, serta senyuman. Sedangkan aku adalah seorang perempuan yang penuh pertanyaan akan petualangannya. Berjalan-jalan menyusuri urat nadi Jakarta bersama kamu tentu saja menjadi sebuah pencerahan. Pencerahan akan rutinitas kita masing-masing.

            Di suatu malam yang sepi, bulan bersembunyi menemaniku menyambut akan kelahiranmu. Apa yang bisa kami rasakan, tapi tak usah kami ucapkan. Apa yang bisa kami pikirkan, tapi tak usah kami katakan. Kita bahkan tidak tahu apa sesungguhnya yang dicita-citakan oleh setiap pihak yang bertikai akan masa lalu. Tubuhku seolah sudah berangkat menghampirimu, tetapi diam mematung. Di antara hembusan angin malam musim hujan di bulan Februari yang menderu-deru, mengejek rasa jeriku, aku menatap bayanganmu. Bagaimana pun juga, selamat berbahagia. Berbahagialah dengan perjalanan hidupmu dengan semangat baru. "Bersyukur" kata-kata tersebut menjadi vitamin hidupmu. Aku juga akan mencari kebahagianku sendiri, tanpa kamu. Aku terdiam, aku tak tahu bagaimana caranya untuk mengucapkan hari lahirmu. Kubiarkan berbagai aliran di dalam tubuhku mengalir dengan cepatnya, memainkan harmonikan kehidupan dengan bercengkrama melalui alunan musik. Tidur di atas lantai menatap langit-langit dan insomnia menyambutku. Berbahagialah selalu, karena bahagia itu tak cuma sederhana tapi juga perjuangan. Aku diam dan menghitung satu hingga sepuluh untuk menanti hari kelahiranmu dan berdoa mencapai tingkat kesadaran normal. Segala yang bagus dan bercahaya mulai menyambutku, dengan keluarga dan sahabat yang begitu erat memelukku, apa lagi yang harus kukeluhkan? Aku tersenyum.

            Selamat bertambah usia, Tuhan memberkati hidupmu. Waktu ajari kita untuk menerima, aku dan hadirmu. Ku panjatkan doa sederhana dari seorang perempuan yang memilih untuk mengikhlaskan hati dan menenangkan otaknya dengan sebuah cara sederhana. Senyuman. :) 


Salam hangat,

your letter.





            

Tuesday, January 1, 2013

It begins 2013, everything about it.



   Indecisive. Situasi ini kembali menggantung membuat eskalasi kerumitan semakin melar. Seperti biasa, krisis yang belum menghasilkan formula final, melahirkan oportunis-oportunis palsu. Kita sekarang bingung karena semua orang menepuk dada atas datangnya tahun yang baru. Yang artinya bersiap menghadapi masa yang akan terjadi nanti. Sebagai manusia kita berhak memperoleh ketenangan dan kepastian. Kita tidak bisa berlarut-larut hidup dalam kegalauan hanya karena pihak-pihak yang berkepentingan mempertahankan egonya masing-masing. Hidup tenang dan nyaman harus ditempatkan di atas segala-galanya. Karena itu kita berharap tahun baru segera menemukan formula final tentang bagaimana cara terbaik untuk mengakhiri krisis ini.
   Berakhir sudah 2012 yang telah berlangsung selama 365 hari. Perjalanan hidup memang masih panjang. Kadang, kita tersendat di sebuah waktu yang masih dibayangi masa lalu, yang kelam. Sementara masa depan yang jadi impian belum pasti. Seperti kata seorang penyair, Taufiq Ismail "Kita harus jalan terus. Karena berhenti atau mundur berarti kita hancur." Masihkah kita memiliki cukup energi untuk meneruskan tahun lalu yang masih penuh anomali? Sampai kapan hidup yang getir ini berakhir. Melihat dan mengamati berbagai konflik kepentingan yang kita lihat dan kita rasakan, ke manakah sesungguhnya kemerdekaan yang hendak kita tuju? Kemerdekaan atas keberhasilan pribadi atau kemerdekaan atas suruhan orang lain?
   Dari sudut pandang seperti itu, kita melihat adanya perbedaan pemahaman tentang kemerdekaan. Ada yang menginginkan kemerdekaan penuh, dengan konsekuensi sistem menyeluruh. Di sisi lain juga mulai mengendurnya semangat melakukan kemerdekaan karena pertimbangan-pertimbangan praktis. Bagaimanapun juga kemerdekaan membutuhkan organisasi untuk melaksanakannya, yakni dalam diri sendiri. Terlebih kemerdekaan dalam menyambut tahun yang baru, kembali lagi dari angka 1 dari 365 hari.
   May this new year be a step forward, in leading you to new adventures, new roads to explore and new success to reach. Let us pray, that it will be a year with new peace, new happiness and abundance of new friends. God Bless You all through out the new year. Happy New Year Eve Universe! ;)



Jakarta, malam hari menikmati pergantian tahun dengan berefleksi diri. Kembali mengingat perjalanan jauh yang sudah di tempuh agar nantinya bisa mencapai impian yang penuh. 

Monday, December 31, 2012

Negosiasi


   Hei dewa malam! Malam menyisakan sebutir sepi yang akan mengacu pada mata yang masih haus akan kata. Sepinya malam meluluhlantahkan ketika dekapan menjadi kepedihan. Sang petualang tak pernah berhenti melangkah. Membawa peta buta, aku menempuhmu, menghapus jejak jauhmu. Dibalik cahaya malam yang remang, ada banyak ragam tanya terpotret tentang wajahmu.
   Entah itu cemas. Entah itu harapan.  Entah itu hanya hembusan nafas yang silih berganti.
   Disini, aku menyapa dewa malam. Dalam diam, aku menikmati kata demi kata yang diucapkan sang dewa, “ Tentang sebuah keyakinan yang tidak selalu kukuh diyakini, karena anugerah itu tak pernah mati sekalipun hari berganti.”
   Kepada yang Ilahi, aku bernafas untuk menikmati detik kehidupanku. Kepada yang Ilahi juga, aku mengadu baik saat jatuh ataupun tidak karena ‘mungkin’ ada luka yang belum benar-benar sembuh yang membuat semakin jenuh dengan rasa jenuh. Ada kebenaran-kebenaran yang hanya dapat ditemukan lewat penderitaan atau titik krisis dari pelbagai situasi gawat dalam hidup kita.
   Apa yang indah menurut saya belum tentu indah buat orang lain. Seharusnya, apa yang sudah tumbuh tidak bisa kamu bunuh. Tapi beberapa memiliki tastenya masing-masing. Kebohongan itu bukan cuma ganggu dan menyakitkan tetapi juga menghina.
   Ke batas waktu, aku bersamamu menembus cakrawala buat duniaku meluas. Lewat perjalanan mengajarkanku bahwa tidak ada jaminan sebuah harapan berjalan sukses, apalagi hal tersebut sesuatu yang baru. Jika tidak ada jaminan sukses itulah, maka dapat membuat aku jadi lebih berani. Walaupun gagal, aku tetap melangkah. Kadang, ketulusan itu titik lemah tetapi juga kekuatan. Ketulusan kita kadang membuat kita kurang waspada. Salah diri sendiri karena tidak membuat batasan akan ketulusan. Ketulusan dimanfaatkan orang lain untuk kepentingan mereka. Lain halnya jika ketulusan sebagai kekuatan, dapat membuat banyak pihak datang mendukung. Pilihan yang memaksa kita untuk memilih. Memilih untuk menghapus jejak jauhmu. Pergilah kemana hati membawaku. Bukankah dengan mengikuti hati, kita memperoleh kemerdekaan. Dan dengan kemerdekaan kita memperoleh kebahagian. Semoga. The purpose of life is to live a life of purpose. Nothing is impossible, but itself says “I’m possible.”


Depok, dinginnya malam ditemani bunyi jangkrik. Aku bersiap menyambut terang, kelak hidupku bisa tenang. Peganglah jagat raya dalam setiap langkah tentang sebuah pilihan.

Wednesday, December 19, 2012

Diorama dalam Cinta

Hey, cinta apa kabar?


Cinta..cinta..cinta.. lagi dan lagi.. bikin menagih. Entah berapa puluh ribu kata untuk mengungkapkannya, merasakannya, membuktikannya, dan hingga melukainya. Cinta ialah kebebasan, bebas dari segala hal dengan cara apa dia diungkapkan. Contohnya saja dengan sebuah sapaan hangat, panggilan sayang, hingga tersembunyi dalam diam tentang sebuah bayangan. Mungkin bayangan akan sebuah kenangan karena cinta sebagai penyatuan perasaan. Perasaan baik dalam pasangan, keluarga, bahkan alam semesta itu sendiri. Ada yang bilang cinta itu sebagai puncak kegairahan. Kegairahan dalam membagi kebahagiaan dan kedamaian bukan porak poranda ataupun kesengsaraan. Cinta itu sebuah emas yang diuji bukan dengan air sabun tetapi dengan air raksa.

Cinta adalah kamu yang lahir dari alam semesta. Tetapi antara aku dan kamu tidak ditakdirkan untuk berada dalam satu kisah yang indah layaknya cerita dongeng. Percaya atau tidak, kehidupan ini seperti berjalan setapak di dalam goa yang gelap dan penuh kerikil. Karena setiap langkah hanya menuai luka.
Cinta adalah kita yang mencoba berusaha tetapi tidak dapat mengubah apa-apa. Mencoba mengubah warna senja yang selama ini berwarna merah. Namun tetap saja, tidak berubah dan mungkin ini hanya akan membuatmu tersiksa dan aku menderita.

Cinta adalah sepotong tiramisu, yang manis seperti keju dan pahit seperti kopi. Hey! mengapa kita tidak menyerah saja? menyerah atau berhenti mencoba untuk bermimpi melupakan keinginan hati. Hingga akhirnya, matahari kembali bangun dari tidurnya namun tetap terjebak dalam penderitaan dan putus asa mencoba untuk memecahkan pertanyaan yang belum terjawab.




Jakarta, dini hari menunggu pagi yang hanya menjawab beberapa pertanyaan tentang keinginan isi hati. Diam dan duduk. Merasakan mata yang lelah. Namun apa yang kumiliki terlintas satu harapan tentang keinginan untuk kembali.

Sunday, October 21, 2012

Jadikanlah Aku Pembawa Damai

Bila terjadi kebencian,
Jadikanlah aku pembawa cintakasih

Bila terjadi penghinaan,
Jadikanlah aku pembawa pengampunan

Bila terjadi perselisihan,
Jadikanlah aku pembawa kerukunan

Bila terjadi kebimbangan,
Jadikanlah aku pembawa kepastian

Bila terjadi kesesatan,
Jadikanlah aku pembawa kebenaran

Bila terjadi kecemasan,
Jadikanlah aku pembawa harapan

Bila terjadi kesedihan,
Jadikanlah aku sumber kegembiraan

Bila terjadi kegelapan,
Jadikanlah aku pembawa terang

semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur

memahami daripada dipahami

mencintai daripada dicintai

Sebab dengan memberi aku menerima
dengan mengampuni aku diampuni
dengan mati suci aku bangkit lagi untuk hidup selama-lamanya



Depok, pagi hari ditemani dengan gemericik air dan nyanyian suci