Kalian tahu kan sebuah film dengan judul The Conjuring? Yaa saya ingin sekali menonton namun tidak tahu dengan siapa. Mengajak siapapun bentrok sana-sini, adapun yang sudah berlangsung sampai di tempat tujuan pun batal. Entah saya sungguh penasaran sama film ini dan anehnya lagi super niat. Ajakan secara random pun saya lontarkan kepada siapapun yang saya kenal yang intinya saya hanya perlu teman untuk menonton, mengingat teman-teman dekat saya pada sibuk semua. Hingga suatu saat secara alami saya mengajak seseorang untuk nonton.
Terlintas dipikiran saya,
"ah mana mungkin dia mau nonton sama aku, ketemuan aja jarang, ngobrol seadanya, pasti mengganggap aku aneh deh." tetap saja ajakan itu terlontar juga disebuah pesan singkat. "kamu udah nonton the conjuring?*cari temen*" kira-kira seperti itu.
Tak lama dia membalas. Saya cuma terheran. Dan seperti biasa yang selalu saya ingat, ketika mengajak pertanyaan yang selalu terlintas adalah, emangnya kamu lagi, di depok?
Tipe orang yang to do point, melihat situasi dan kondisi, lebih senang memperhatikan daripada diperhatikan, menganalisis mungkin itu yang menjadi tolak ukur kehidupan saya akan sesuatu hal. Tak lama saya bercerita tentang keseharian saat ini. Dengan santai saya melontarkan sebuah kalimat yang bisa dibilang ceplas ceplos, "mau gak nonton? kalau kamu gak mau gpp sihh.. sebab aku penasaran banget dan lagi cari teman nonton. :)"
Yaa kapan? sahut dia. Saya pun memberi tahu kapan ada waktu. Namun, mendekati hari raya Idul Fitri, dia menyarankan untuk sebelum hari raya itu tiba. Alasannya yaitu supaya sepi. Entah sih ini disadari atau tidak, setiap pertanyaan yang saya ajukan, selalu mengalir gitu saja. Saya membalas: apakah tidak terlalu lama? mengingat rasa penasaran akan sebuah film ini sudah menggebu-gebu. Tetap saja saya bilang kalau dari dirinya merasa terpaksa yasudah tidak apa-apa. Ajakan ini tidak bersifat paksaan pure hanya mengajak nonton. Selalu ada pikiran lain untuk sebuah antisipasi, berusaha memikirkan yang lain apa yang ada dipikiran orang lain kedepannya. Terlontar lagi sebuah kalimat ajakan yang tidak bersifat memaksa dan supaya orang tersebut tidak berpikir aneh tentang saya. Dia pun membalas, "iya tidak apa-apa, aku pure kalau diajak nonton."
Lalu ujung bibir ini tiba-tiba tersenyum kecil, tenang dan damai. Esok harinya saya membalas,
"Hello spirit morning. Love is the way of God to the people and the way of man to God. Awaken Happiness. Keep spirit!"
Selama beberapa hari, selalu muncul sebuah pertanyaan-pertanyaan. Its real? Sejak kapan dia mau diajak nonton. Bertemu saja saya malu dan terlihat jaga jarak. Berusaha menyembunyikan sesuatu supaya sebuah rasa ini tidak terlalu berlebihan. Karena saya ingin menikmati sebuah rasa kebersamaan bukan sebuah perpisahan seperti yang terdahulu. Sejak kecil saya sudah mengenalnya, perbedaan umur kami itu enam tahun. Mungkin ini yang dinamakan Love at the first sight? Bersembunyi dibalik sebuah rasa yang terbentuk selama delapan tahun. Mencoba menepis hingga akhirnya hanya bertahan dua tahun. Bertemu dengan sosok lain yang entah menyerupai dirinya. Awalnya berhasil lepas, dan berusaha lepas dari semuanya. Lagi dan lagi hanya bertahan dua tahun. Hingga moment ini tiba, sebuah kenangan terlahir kembali dari sarangnya.
Tidak mau berharap lebih, namun menikmati sebuah moment dengannya. Lalu saya tidak menanyakan kapan nonton, tetapi menunggu apakah dia tulus menemani saya. Yaa MENUNGGU. Hal ini sungguh melatih kesabaran saya akan sebuah PERTEMUAN. Sewaktu malam hari sekitar pukul 23.00 saya menanyakan apakah dirinya masih di kantor? jawabnya yaa karena sedang mempersiapkan project kerjanya. Dengan sederhana saya hanya mengirimkan emoticon bergambar secangkir kopi untuk semangat. Selama tiga hari berusaha tidak menghubunginya. Saya hanya menunggu kepastian darinya.
Saat itu saya sedang di kantor. Weekend saya harus masuk dan menjelang lebaran berita yang masuk bagaikan air terjun yang mengalir deras. Rutinitas yang harus menghandle berita membuat saya ekstra kerja keras hingga terkadang tertidur di meja kantor sembari mendengarkan radio secara streaming untuk memberi semangat. Sampai pesan singkat pun mendarat di ponsel saya, "jadi ga?" Bukan langsung saya balas, namun kembali bibir ini tersenyum kecil. Rasa kantuk pun hilang begitu saja.
Saya menanyakan keberadaan dirinya, dan Ia sedang berada di kawasan Ambasador. Lalu saya bilang, "kalau kamu gak sibuk aja sih.. mau nonton dimana yang terdekat dari kamu?" Berhubung mall ibukota sedang midnight sale, oh mungkin dia sedang menikmati itu. Dia menyarankan memilih di Hollywood atau Senayan. Tanpa basa-basi saya mengecek jadwal, dan memilih di Senayan karena tidak jauh. Pulang kerja, langit sudah berubah warna menjadi gelap. Menunjukkan pukul 19.00. Saya pun memilih untuk jalan kaki mengingat akses kesana kalau naik taksi nanggung kalau naik kendaraan umum susah.
Sewaktu pulang ada perasaan semangat dan senyuman. Menuju kawasan Senayan City dengan berjalan kaki saya menemukan kejadian-kejadian unik. Saya bertemu dengan seorang nenek yang renta tak mampu berjalan dengan mengalirnya saya menyapa nenek tersebut yang ingin membeli nasi. Iba melihat sang nenek dan menanyakan keluarganya dimana di rumah? mau beli untuk makan cucu sama anak. Terlintas dipikiran saya untuk memberi sedikit uang, namun nenek itu bukan untuk di kasihani tapi diberikan semangat. Menemani sang nenek berjalan dan tak lupa memberi semangat serta hati-hati di jalanan. Sang nenek pun tersenyum.
Lain lagi saya bertemu para pedagang menjual sebuah patung dan masakan kaki lima. Bertemu dengan sebuah satpam yang menyapa hangat saya. Alasan saya suka akan jalan kaki karena saya menikmati sebuah pertemuan singkat dengan orang lain yang mampu memberi sebuah tanda. Terucap dalam hati, dan mengucap rasa syukur. Love is fight. Kesempatan itu ada karena kita mau mencoba bukan menghindar. Kalau kita menghindar tidak akan tahu rasa dari kesempatan itu. Dan aku memilih untuk membuat quality time sederhana bersamamu.
Track list lagu, Hari Bersamanya dari Sheila on 7 terputar pada ponsel saya. Bahagia itu butuh perjuangan. Perjuangan selama perjalanan singkat. Sesampainya di tempat tujuan, saya langsung memberi kabar. Ada yang biasa dari yang tak biasa. Saya menunggu kehadirannya mengingat sedang ada perlu. Entahlah saya tidak mau tahu banyak. Cukup lama menunggu hampir satu jam. Namun disela-sela menunggu ada lagi moment yang mampu membahagiakan rasa kesabaran saya dalam menunggu. Saya dapat bertemu dengan anak kecil yang sedang disuapin oleh sang ibu yang jika dilihat lebih dalam ia keturunan India. Dari bahasa percakapan mereka terdengar seperti layaknya orang India berbicara. Saya hanya tersenyum dan seringkali menyapa anak itu agar mau makan. Belum lagi senandung lagu coldplay, salah satu band favorite saya dinyanyikan oleh pemusik akustik. Oh God, the moment is beautiful. Sederhana namun menyentuh. Selama menunggu, saya pun juga mengobrol dengan teman via ponsel. Waktu pun mengalir begitu saja hingga akhirnya dia memberi kabar kalau sudah tiba.
Deg.. Deg.. Deg.. Deg.. jantung ini memacu begitu cepat. Stay cool and calm! This is first time when I and him just make simply quality time.
"Kamu dimana? aku udah nyampe di atas."
"Aku lagi liat anak kecil disuapin, yaudah aku ke atas."
Tiba di sebuah tempat nonton, tetap tidak bertemu.
"Kamu dimananya sih?"
"Ini aku lagi duduk santai."
Tosh! perjumpaan kita setelah sekian lama jarang bertemu. Seseorang mengenakan kaos biru lengan 3/4, dan akhirnya it's so closed. Kamu sekarang muncul dihadapan saya begitu dekat dan hanya berdua. Tak lama saya mulai bercerita dan menanyakan segala hal agar topik selama menunggu tidak terbuang sia-sia. Dia menceritakan flow kerjaannya, menceritakan selama perjalanan di Eropa, dan segala macam saya tanyakan agar tidak diam sesaat. Menciptakan berbagai moment agar waktu saya dengan dirinya tidak terbuang sia-sia.
"Kamu gak mau makan?"
"Gak ah aku gak makan kalau udah malam."
"Yaudah aku beliin minum yaa. Mau pesan apa?"
"Aku lemon tea aja," sahutku.
Hey, kamu sekarang nyata di depan saya persis. Saya harus bisa membuat quality time secara sederhana. Hingga akhirnya jam menonton pun tiba pukul 21.30. Mempersilahkan jalan duluan, dan memberi satu tiket untuk disimpan. Saya dapat nomer lima dan dia enam. Ah aroma tubuhnya yang khas nan lembut, teriak bareng dan saya menutup mata sembari mengintip ketakutan. The Conjuring sungguh menegangkan begitu juga dengan saya begitu tegang berhadapan dengan dirinya.
Saya selalu ingin berjalan tepat di belakangnya. Agar saya selalu bisa menatapmu dari balik punggungmu. Sesekali melirik ke arah dua pasang bola mata yang bulat, dengan senyuman gigi gingsulmu yang khas.
Dua jam sudah film ini selesai hingga akhirnya mengantarnya ke parkiran dan kami pulang. Selama perjalanan dia menyetel sebuah lagu band favorite saya coldplay. Entah ini disengaja atau memang dia suka.
"Kamu beneran gak mau makan?" tanyanya.
"Kamu mau roti bakar? ada roti bakar nagih kita cobain yuk."pintaku.
"Yaudah kamu tunjukin jalan yaa.." ujarnya.
Roti Bakar Nagih ini ada dua tempat satu di kebayoran satu lagi di tendean. Sederhana menikmati roti bakar bersamanya. Ayo cobain, bedaloh sama roti bakar Eddy. Aku memilih topping rotbak silverqueen cheese oreo dan dia memilih rotbak nuttella cheese star.
"Ini cobain punyaku, silverqueennya berasa banget, meleleh di lidah."
"Ah terlalu manis, tapi enak sih.."
Iya manis seperti moment singkat ini. (ucapku dalam hati)
Tak mampu menatap matanya, sesekali makan menunduk terlihat malu dan berusaha untuk menyembunyikan rasa yang sedang saya alami. Terima Kasih sekali bertahun-tahun moment langka ini akhirnya datang juga. Bisa jalan berdua dan menonton bersama hanya berdua.
Teringat akan lirik lagu, Hari Bersamanya: Mohon Tuhan untuk kali ini saja beri aku kekuatan untuk menatap matanya, lancarkan hariku untuk bersamanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
"Yuk pulang nanti kamu dicariin."
"Gak kok kan ada orang rumah yang nungguin."
"Emang gak bawa kunci? Ngekos yah?"
"Gak kok, emang ada orang rumah nungguin setiap aku pulang malam."
Memasuki mobil bercat silver, dan tiba saja terputar lagu Coldplay, Fix You.
"Ihh pas banget nihh Fix You," sahutnya.
Hah? Maksudnya? Tetap saya stay cool, gak mau ada perasaan berlebih karena takut ada rasa kecewa nantinya. Saya hanya ingin menikmati quality time bersamamu saat ini. Lalu kami berduet bersama menyanyikan lagu ini.
When you try your best, but you don't succeedWhen you get what you want, but not what you needWhen you feel so tired, but you can't sleepStuck in reverse
And the tears come streaming down your faceWhen you lose something you can't replaceWhen you love someone, but it goes to wasteCould it be worse?
Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
And high up above or down belowWhen you're too in love to let it goBut if you never try you'll never knowJust what you're worth
Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
Tears stream down your faceWhen you lose something you cannot replaceTears stream down your faceAnd I
Tears stream down your faceI promise you I will learn from my mistakesTears stream down your faceAnd I
Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
"Makasih yaa sudah mau menemani dan maaf merepotkan kamu." ujarku sembari menundukkan kepala karena terlalu takut menatapnya."Iya sama-sama, sampai ketemu nanti yaa nonton lain lagi. Selamat malam, selamat tidur.""Kamu juga, hati-hati dijalan. God Bless." sahutku dengan senyuman sederhana.
Menyeruput kopi dalam tak tersisa. Begitu juga aku dengan kamu mencoba menikmati waktu tanpa tersisa. Walau kopi itu pahit, namun pertemuan ini terasa manis. Belum lagi nagih, ya aku ketagihan akan pertemuan ini. And high up above or down belowWhen you're too in love to let it goBut if you never try you'll never knowJust what you're worth
Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
Tears stream down your faceWhen you lose something you cannot replaceTears stream down your faceAnd I
Tears stream down your faceI promise you I will learn from my mistakesTears stream down your faceAnd I
Lights will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
"Makasih yaa sudah mau menemani dan maaf merepotkan kamu." ujarku sembari menundukkan kepala karena terlalu takut menatapnya."Iya sama-sama, sampai ketemu nanti yaa nonton lain lagi. Selamat malam, selamat tidur.""Kamu juga, hati-hati dijalan. God Bless." sahutku dengan senyuman sederhana.
Aku adalah manusia yang butuh pengakuan.Namun bibir ini mengatup rapat.Semenjak kita saling bertemu, suka tak suka.Ajari aku untuk menjadi penipu. Setiap aku merasakan duka masih bisa tertawa.Menggenggam sebuah kejujuran secara erat-erat.Rasakanlah ruang, waktu dan nafasku tanpa perlu kuucap.Matamu dan mataku tersimpan dalam kelopak yang terpisah.Bangun dari mimpi supaya tidak lagi bermain ilusi.Aku bersemayam bersama ingatan tentang kamu.
Ingin sekali memeluk namun yang mampu kuucapkan hanya sebuah rasa terima kasih dan senyuman sederhana. Terima Kasih "L" for love. Pertemuan yang sangat singkat dan tersimpan dalam benak.