Thursday, May 26, 2011

PILIH MANA PUBLIC RELATIONS atau JURNALISTIK?




Dari Kiri ke Kanan : Bapak Ambang, Bapak Reymond, Bapak James, Bapak Brata, Ibu Bertha


Pada hari Sabtu, 14 Mei 2011 kami mahasiswa semester 2 diwajibkan untuk mengikuti seminar tentang penjurusan minat pada semester 3 nanti. Acara tersebut berlangsung di Function Hall, UMN. Tepatnya pada pukul 08.00 WIB. Seminar tersebut diadakan oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi. Tujuannya yaitu agar mahasiswa bisa mengambil keputusan yang tepat demi masa depan mereka. Karena masa depan kita ditentukan oleh diri kita sendiri.
Untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan mahasiswa akan informasi tentang penjurusan yang mereka inginkan, saya juga turut hadir dalam seminar penjurusan. Diskusi tersebut di moderatori oleh Bapak Benny. Selanjutnya ada tiga pembicara yang sudah berpengalaman di bidang Jurnalistik maupun Public Relations. Pembicara tersebut yaitu :
1. Bapak James Luhulima – Wartawan Senior Kompas
2. Bapak Reymond – Broadcaster Liputan 6 SCTV
3. Bapak Brata Triyana Harjosubroto – Head of Public PT. Nestle Indonesia
Bapak James Luhulima
“ Kecepatan saat berpikir dalam liputan menjadi modal utama ”
Awal karirnya dimulai dengan menggeluti dunia public relations sampai akhirnya ia menemukan jurnalistik sebagai panutan hidupnya. Wartawan Senior Kompas yang sudah melalang buana ke berbagai tempat, menurut beliau mau jadi wartawan ataupun public relations sebenarnya sama saja. Sama-sama menuntut tenaga, waktu, dan pikiran. “ Waktu itu kita sendiri yang mengaturnya.” tutur Bapak James selagi memberikan arahan kepada kami. Beliau bercerita tentang pengalamannya dengan kunjungan wartawan Korea di kantor Kompas. Waktu itu ada kunjungan wartawan Korea ke Kompas.
Lalu mereka bertanya berapa waktu kerja wartawan Indonesia? - 24jam kemudian mereka terheran-heran dengan jawaban yang diberikan. Dikarenakan jam kerja wartawan Korea hanya 8 jam dan ada system ‘shift’. Kemudian beliau menanggapi pertanyaan wartawan korea tersebut karena kebanyakan wartawan Indonesia apabila membuat berita ingin nama mereka ada di media. Berapa jam yang menjadi alokasi hal tersebut dianggap tidak penting.
Landasan yang menjadikan wartawan yang baik itu bukanlah hanya kepintaran saja. Tetapi wartawan yang baik itu tergantung tulisan yang ia buat. Berita yang berbobot itu kita yang menentukan. Walaupun berbeda platform tetapi dunia jurnalistik itu sama. Kemudian sering kali wartawan menghadapi suatu masalah saat sedang meliput. Kita sebagai seorang wartawan dituntut untuk membuat masalah itu menjadi menarik agar kita bisa menghasilkan liputan yang terbaik. Hidup kita, kita tentukan oleh perencanaan. Karena dengan perencanaan yang matang kita akan berhasil meliput suatu berita. Terkadang unsur keberuntungan serta kecerdasan berpikir sangat berperan serta saat kita meliput. Unsur lain yang mempengaruhi kita dalam meliput yaitu kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut menjadi tantangan bagi kita dalam membuat berita yang cepat dan lengkap.
Pengalaman beliau saat meliput pertandingan Piala Dunia. Saat ia berada di New York, ia tidak bisa meliput Maradona dikarenakan sibuk dengan kegiatan pertandingannya. Akhirnya Bapak James berusaha untuk mencari tahu jadwal penerbangan selanjutnya. Lalu, Pak James pergi menemui kepala kedutaan besar RI yang ada di New York. Seiring berjalannya waktu ia berhasil membooking pesawat yang sama ditumpangi oleh Maradona dengan kelas VVIP. Kemudian dengan berbagai usaha, ia berhasil wawancara dengan Maradona. Lewat pengalaman beliau, kita dapat belajar untuk tidak putus asa dan jangan ada perhitungan dalam peliputan. Karena dunia jurnalistik itu menarik bisa bertemu dengan siapa saja, di mana saja tetapi butuh pengorbanan waktu dan pikiran. Yang membuat diri kita dihargai sebagai seorang wartawan yaitu hasil kerjaannya. Hasil yang baik itu apabila kita ada kepekaan dalam meliput karena diri kita dalam arti disini sebagai seorang jurnalis untuk mewakili publik.
Inilah pesan yang diberikan oleh Bapak James Luluhima untuk kita yang ingin menjadi seorang jurnalis :
1. Jurnalis itu ditugaskan untuk mencari berita
Maksud dari kalimat tersebut yaitu apabila wartawan melakukan tugasnya, ia bisa mengembangkan dirinya dalam melakukan peliputan berita. Kemudian jangan merasa puas hanya karena ada orang memuji bahwa diri kita hebat. Hal tersebut dapat membuat kita tinggi hati dan terkadang sangat berpengaruh terhadap hasil berita yang dibuatnya.
2. Jurnalis dituntut cepat dan tepat sebagai disiplin verifikasi
Maksud dari kalimat tersebut yaitu jangan melepas informasi yang terlalu banyak ke public terhadap apa yang terjadi, karena kecepatan bukanlah segalanya. Contohnya saja berita di twitter itu cepat sekali updatenya tetapi ketepatan beritanya itu belum pasti. Kalau kita yakin akan informasi yang kita buat, kita bakal melepas informasi tersebut.
Bapak Brata Triyana Harjosubroto
“ Temukan passion pada diri Anda sebab hal tersebut sebagai parameter sukses hidup Anda. “
Perbincangan beliau diawali dengan penjelesan mengenai apa itu public relations. Definisi dari public relations yaitu upaya yang terstruktur dan berkesinambungan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling pengertian antara organisasi dan public. Peranan public relations di organisasi berbeda tugasnya pun juga berbeda. Tugasnya yaitu menangani hubungan dengan media, marketing PR, mengatasi masalah (issue management), internal communication, external communication (konsumen). Menurut beliau, untuk menjalankan tugas public relations sangat dibutuhkan skills, knowledge, dan competence. Didalamnya termuat fasih berbahasa, mengetahui tentang media, dan memahami kode etik dan hukum. Karena pada dasarnya pengetahuan umum itu penting sebab apabila kita tertarik kerja di luar negeri kita bakal mudah mengambil desk yang kita minati.
Apa yang membuat public relations menjadi menarik? Jawabannya hanya ada di dalam diri kita sebab apa yang kita kerjakan tentu kita akan berkenalan dengan lingkungan barunya. Menciptakan suatu image sangatlah penting karena image yang berulang-ulang akan menjadi suatu reputasi. Hal inilah yang menjadikan public relations itu menarik. Fungsi dari public relations yaitu membuat suatu reputasi yang positif dan ingin dipersepsikan oleh orang lain sebagai sosok yang sopan.
Bapak Reymond
Perbincangan beliau diawali sama halnya dengan Bapak Brata yaitu menggunakan slideshow menjelaskan mengenai broadcasting. Pemaparan tentang dunia broadcasting seperti pengertian media, perbandingan TV dengan media lainnya, TV memiliki sifat istimewa, serta sejarah televisi menjadi tolak ukur apabila kita tertarik dan minat di dunia broadcasting. Menurutnya, media televisi juga memiliki point-point tersendiri seperti karakteristik, kelemahan televisi, program acara televisi, jenis program televisi, program drama dan non drama, produk televisi (mulai dari sebelum, produksi, dan sesudah produksi), dan standart stasiun televisi.
Lalu beliau juga menjelaskan kita tentang reporter. Berikut ini adalah point-point tentang apa yang perlu kita pelajari apabila ingin menjadi reporter yaitu pengertian penulisan naskah, peran penulisan naskah dalam pemberitaan, penulisan naskah dalam produksi berita, jenis-jenis berita (contohnya yaitu hard news, soft news, investigasi report) , nilai berita ( contohnya aktualisasi, kedekatan, akibat, dan keterkenalan) , dan kelayakan berita dalam penayangan. Dalam membuat suatu berita, berita dapat disebut layak jika berita itu actual, lengkap, adil, dan obyektif.
Apapun pekerjaan kita sangat penting akan pengetahuan umum. Di dunia broadcasting pengetahuan umum yang dimaksud itu seputar live on camera, live on phone dan virtual news ( belajar teknologi mengirimkan gambar). Berikut ini adalah pesan yang diberikan oleh Bapak Reymond apabila kita ingin menjadi seorang broadcaster :
1. Belajar cara nulis yang baik dan benar
2. Berbicara di depan kamera
3. Kemampuan meliput
4. Melakukan liputan
5. Melihat hasil meliput misalnya saja di youtube
Info Tambahan
Citizen Journalism
Citizen Journalism merupakan konsep peran anggota masyarakat yang bermain aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, menganalisis, dan menyebarluaskan berita dan informasi. Tujuan dari partisipasi ini adalah untuk menyediakan berita yang mandiri, akurat, informasi yang luas dan relevan. Citizen journalism tidak harus bingung dengan komunitas jurnalistik yang dipraktekkan oleh wartawan professional. Citizen journalism adalah bentuk khusus dari media warga. Untuk itu keberadaan citizen journalism masih berjuang dalam bentuknya yang ideal.
Tahap – tahap Corporate Social Responsibility (CSR) :
1. Perusahaan beroperasi mengikuti aturan-aturan
contohnya : perusahaan wajib bayar pajak, perusahaan tidak diperkenankan merusak lingkungan.
2.Perusahaan tidak hidup sendiri
contohnya : PT. Nestle tidak akan punya peternakan sendiri, toko sendiri. PT. Nestle selalu menyewa demi kemajuan perusahaannya oleh karena itu ia selalu bertahan.
3. Perusahaan sumbang menyumbang
contohnya : PT. Nestle ikut berpartisipasi dalam bencana alam dengan menyumbangkan sejumlah uang untuk para korban gempa di Bantul, Jogjakarta.

PASSION SAYA di DUNIA JURNALISTIK


Bersama Bapak James Luhulima


No comments:

Post a Comment