Monday, May 9, 2011

Cahaya Bulan - GIE


Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan pelan di Lembah Kasih
Lembah Mandalawangi

Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap
Kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat

Apakah kau masih akan berkata
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagaikan letusan berapi
Membangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati

#fillmyheart
Jujur, gue suka banget sama puisi ini.. Puisi ini mengingatkan gue sama seseorang. Kita selalu menghabiskan waktu bersama. Dari kegiatan yang penting sampai yang tidak penting. Walaupun cuma berbincang-bincang, tapi buat gue pertemuan hal semacam itu membuat hati gue senang. Sekarang keadaannya berubah, pertemuan hanya sebatas datang dan pergi. Saling menyapa Hai!! selebihnya pergi. Gue harus bisa positive thinking kali yaa, hey men dia tuhh sibuk sama kegiatannya. Belum lagi dia sedang mengurus kerjaan barunya. Semoga waktu kebersamaan kita bisa diputar ulang yaa, makanya gue ingin sekali punya mesin waktu. Melihat kembali kenangan yang manis dengan segala pertanyaan yang jawabannya belum terungkap. Buat kamu yang sudah menjadi pena di hidupku, sukses yaa!! Aku percaya sama kamu, kalau kamu sudah menemukan apa yang kamu inginkan. YOU!!

No comments:

Post a Comment