Wednesday, July 27, 2011

Berpetualang Menyusuri Kota Gede


Hello..hello..hello..semuanyaaa apa kabarnya nih?? Wahh maaf yaa tidak sempat melanjutkan cerita perjalanan lagi. Baru sekarang, bisa melanjutkan cerita perjalanan saya selama di Jogja dikarenakan pulsa untuk koneksi internet saya habis. Oiya perjalanan hari ketiga saya yaitu seharian mengelilingi kota Jogjakarta. Yaa walaupun tidak tau rutenya yang penting bermodalkan papan petunjuk jalan dan puter balik bila tidak ingin kesasar. Perjalanan saya kali ini menggunakan sepeda motor hasil pinjem dari saudara saya. Berhubung sudah memiliki SIM sendiri, lalu saya menyetir dari Bumijo, Jogjakarta menuju kota Gede.
Apa yang kalian ingat setelah mendengar kata kota GEDE? Apakah kota itu besar karena namanya GEDE?? Ohh tentu tidak.. Kota GEDE merupakan salah satu kota yang terkenal dengan kerajinan peraknya. Menyusuri kota tersebut, terlihat di plang pintu masuk selamat datang di kota Gede dengan bertuliskan kota pengrajin perak. Iseng-iseng menyusuri kota tersebut, mendatangi tiap-tiap toko. Ada salah satu toko bernama ANSHOR yang menjual kerajinan yang terbuat dari perak. Berusaha mencari perak dengan harga yang miring, ternyata oh ternyata di luar dugaaan saya. Ternyata harga kerajinan yang terbuat dari perak itu mahal yaa.. Harganya berkisar 300ribuan ke atas.. weleh.. Paling murah aja 150ribu.. Wajarlah yaa kerajinan tersebut kan dibuatnya dari perak, kalau dibuatnya dari emas pasti lebih mahal lagi. Karena bermodalkan backpacker, saya pun tidak membawa budget yang banyak sehingga saya urungkan niat saya untuk membeli kerajinan perak tersebut. Saya pun menyambangi toko lainnya, ada yang menjual tas kulit. Yupp tas kulit juga salah satu tas kesukaan saya. Melirik-melirik tas-tas yang cantik, dan ada satu tas yang menjadi pemikat hati saya. Lalu saya melihat label harganya dan ternyata Rp. 500.000. Omaigat!! Saya pun kembali mengurungkan niat saya untuk membeli cinderamata.

- SELAMAT DATANG DI KOTA GEDE -


- TOKO ANSOR PENJUAL KERAJINAN PERAK -


- BEBERAPA CONTOH KERAJINAN YANG TERBUAT DARI PERAK -
Saya pun iseng menyusuri kota Gede. Lalu saya melihat plang Makam Raja Mataram. Rasa penasaran pun datang. Melihat ada segerombolan orang yang berpakaian adat sepertinya bakal ada acara, lantas dengan jiwa jurnalis saya mendatangi dan mencari tahu apa yang bakal terjadi. Ternyata ada sekumpulan abdi dalem dari Keraton Solo yang ingin mengadakan ritual untuk mengurusi makam raja-raja Mataram. Terlihat ada masjid yang megah di depan pintu masuk makam tersebut. Lalu saya bertanya dengan salah satu abdi dalem, dan ternyata boleh berkunjung ke makam tersebut. Lantas apakah mudah begitu saja masuk? Tentu jawabannya tidak. Karena mengingat makam Raja Mataram sebagai cagar budaya yang dilindungi, kita pun harus mengikuti prosedur yang berlaku. Saya pun bertanya-tanya mengenai syarat-syarat apa saja yang harus dipatuhi. Ternyata kita sebagai wisatawan apabila ingin berkunjung ke makam Raja-raja Mataram kita harus menggunakan pakaian khusus. Dan sayangnya sewaktu di kawasan makamnya tidak diperbolehkan memotret. Sehingga saya hanya bisa memotret di luar kawasan makamnya. Untuk menyewa baju dikenakan biaya Rp. 20.000 dan memberi uang sukarela kepada pihak yang membantu memakaikan baju khusus tersebut. Pengalaman ini sangat mengasyikkan karena dapat menambah pengetahuan kita mengenai sejarah bangsa Indonesia terutama kerajaan-kerajaan pada zaman dahulu.

- PINTU MASUK MAKAM RAJA MATARAM -
- PLANG CAGAR BUDAYA -
- PINTU MASUK MAKAM RAJA MATARAM -
- MESJID DI KAWASAN MAKAM RAJA MATARAM -

- SALAH SATU BENTUK PAKAIAN KHUSUS WANITA -

- TULISAN JAWA KUNO -


- HALAMAN DEPAN MAKAM RAJA MATARAM -


- PERATURAN YANG HARUS DIPATUHI -

Perjalanan saya dilanjutkan dengan menuju daerah kota Jogja lagi. Melihat kanan kiri jalan siapa tahu ada yang memikat hati. Lalu saya melihat plang menuju Museum Batik. Taukah kamu tentang batik Indonesia yang dulu ingin diambil alih oleh Malaysia? Museum Batik ini menceritakan sejarah batik pertama kali. Museum ini didirikan oleh seorang keluarga keturunan chinnese. Tiket masuk Museum Batik yaitu Rp. 15.000/orang. Setelah itu diberi buku tamu untuk mengisinya. Kemudian saya melihat list buku tamu yang berkunjung ke museum tersebut, saya pun terheran-heran karena semua pengunjung berasal dari berbagai belahan dunia. Saya pun miris daftar pengunjung dari negara sendiri pun hanya sedikit, saya pun dengan bangga mencantumkan nama saya yang berasal dari Jakarta. Karena saya cinta dengan kebudayaan negara saya sendiri. Memasuki kawasan museum yang ukurannya tidak besar tersebut, saya kagum melihat koleksi batik yang dari tahun 1072an- sekarang wow!! Masih tertara rapi di dalam almari. Untungnya ada seorang ibu yang memandu saya menjelaskan koleksi-koleksi batik. Saya pun jadi tahu proses pembuatan batik tulis. Oiyaa teman-teman ternyata batik tulis itu sangat berbeda dengan batik cetak. Batik tulis yang harganya relative mahal karena proses pembuatannya butuh kesabaran yang sangat ekstra tinggi. Berbeda dengan batik cetak yang sudah menggunakan berbagai teknologi. Ciri-ciri batik tulis dan batik cetak pun berbeda. Kalau batik tulis proses pembuatannya itu bolak-balik di ukir dengan menggunakan ‘canting’. Canting itu merupakan alat untuk membuat desain pada kain. Kain yang digunakan untuk membatik pun menggunakan kain khusus ada jenis-jenisnya tersendiri. Kalau batik cetak proses pembuatannya hanya pada bagian muka saja. Sehingga apabila memakai batik tulis, dengan dibolak balik sama saja karena cetakannya ada dua sisi. So, kalian seharusnya bangga dongg batik itu sebagai salah satu budaya yang dimiliki Indonesia. Jangan pas ada berita batik bakal ‘dicuri’, kalian baru respect sama batik. Batik itu adem banget kalau dipakai. J #JOGJANEVERENDING
- DIBUAT TAHUN 1996 -
- LUKISAN ASLI -
- LUKISAN DARI BENANG SULAM -
- KOLEKSI BATIK -

- ALAT PENCETAK PADA BATIK CETAK -

- KOLEKSI BATIKNYA TERSUSUN RAPI -
Inilah beberapa cara proses membatik :








No comments:

Post a Comment