Sunday, July 17, 2011

JOGLO - JOGJA SOLO -


Hello…hello…hello… apa kabarnya nihh hari ini?? Memasuki hari ketiga saya di Jogja, wahh rasanya tidak ingin meninggalkan kota yang memiliki berbagai pesona keindahan budaya tradisional yang sangat kental dengan kota ini. Saya pun sampai tidak mengenal hari karena terlalu asyik menikmati kota Jogja.
Pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB, saya siap berkelana lagi. Perjalanan kali ini yaitu menuju kota Solo. Jarak Jogja-Solo lumayan cukup jauh. Jadi apabila naik kendaraan pribadi sangatlah lumayan. Tetapi apabila anda tidak ingin repot, ada alternative kendaraan yaitu menggunakan kereta api. Kereta api tujuan Jogja-Solo dikenal dengan nama Prameks atau Prambanan Ekspress. Naik dari stasiun Tugu, Jogjakarta. Oiyaa kalian mesti mengetahui jadwal kereta Prameks menuju Solo. Searching saja di mbah google. Saya naik kereta pada pukul 09.30, harga karcisnya yaitu Rp.9.000. Berbeda dengan kereta KRL Ekspress yang ada di Jakarta, kereta Ekspress daerah itu tidak menggunakan AC, kemudian tempat duduknya nyaman, dan ada penjual snack dari jasa keretanya. Jadi pedagang asongan tidak terlihat berkeliaran di sepanjang stasiun maupun di dalam kereta. Persamaannya yaitu penumpang yang berjubel-jubel menggunakan jasa kereta. Oiyaa kereta Ekspress di Jakarta sistemnya sudah diubah sehingga menjadi Commuter Line yang artinya kereta Ekonomi AC biasa yang setiap stasiun berhenti.

- PEMANDANGAN SELAMA PERJALANAN -

- JALUR KERETA API -

- PEMANDANGAN AWAN di SOLO -
- STASIUN SOLO -

Sepanjang perjalanan menuju Solo, kita disuguhkan pemandangan pedesaan yang masih alamiah. Kita masih bisa melihat sawah, pegunungan, rumah pedesaan yang sudah jarang kita lihat di kota Jakarta. Sepanjang perjalanan juga saya memperhatikan setiap stasiun. Ternyata setiap pemberhentian stasiun, besar stasiun tersebut seperti stasiun Manggarai di Jakarta. Ada beberapa rute jalur kereta. Kalau antar kota di Jakarta hanya ada dua jalur, tetapi stasiun di daerah memiliki lebih dari dua jalur. Tak lama kemudian saya sampai di Stasiun Purwosari.
Solo, apa yang kalian ingat setelah mendengar kata Solo?? Jawabannya pasti ada yang bilang bengawan Solo, Wong Solo, Batik Solo, dsb. Yaaa Solo merupakan kota yang sangat kental dengan budaya tradisionalnya selain Jogja. Bahasa Jawa yang digunakan di Solo lebih halus. Kembali melanjutkan perjalanan saya dengan menggunakan taksi. Perut saya pun sedang konser keroncongan, maka dari itu saya menyempatkan diri untuk mencari makanan yang enak dan murah meriah. Langkah saya pun mendarat di warung soto seger Mbok Giyem. Melihat papan reklame yang terpampang di warung pun sudah ada bayangan habis makan soto tersebut langsung seger. J . Melihat pengunjung yang datang pun sangatlah ramai dan berasal dari berbagai daerah. Soto seger Mbok Giyem ini buka pada pukul 06.00-11.00, lagi-lagi saya menemukan warung yang orang Jogja bilang ‘habis-habisan’ karena saking ramenya warung tersebut, kalau kita datang jam makan siang mungkin kita malah tidak bisa menikmati hidangan yang disajikan karena semua menu sudah habis terjual. Harga semangkuk soto seger itu Rp.6.000/ porsi, Rp.3.000/ setengah porsi. Makanan pendamping soto pun terlihat disajikan disetiap meja tamu. Ada tempe/tahu/bakwan goreng, sosis telor, sate telor puyuh, dsb. Porsi semangkuk soto seger disajikan dengan mangkuk kecil tetapi hal tersebut sudah dapat mengenyangkan perut karena tersedia berbagai jenis makanan pendamping. Tersedia berbagai jenis minuman ada es teh manis/tawar, es jeruk, minuman softdrink, dsb. Rasanyaa muanntepp setelah makan soto seger Mbok Giyem.

- SOTO SEGER MBOK GIYEM -

- GANG SEBELAH SOTO -
- SUASANA di SOTO MBOK GIYEM -

- TEMPE GORENG -

- SOSIS TELOR -

- SEMANGKUK SOTO SEGER -
Seiring berjalannya waktu, saya mampir ke GrandMall Solo. Mall di kota tersebut sangatlah ramai. Awalnya saya malas mengunjungi mall tetapi karena tiba-tiba ada magnet yang mengharuskan saya untuk datang maka dari itu akhirnya saya berkunjung. Begitu memasuki mall tersebut, waww ramai sekali seperti ITC. Lalu saya langsung menuju lantai atas lebih tepatnya ke timezone untuk menemani sepupu saya bermain. Selama perjalanan menuju lantai atas, kuping saya seperti mendengar suara music gamelan Jawa modern. Lantas kaki saya melangkah cepat menyusuri asal bunyi tersebut. Ternyata ohh ternyata saya menemukan sebuah pameran. Pameran tersebut tentang hasil karya anak bangsa mengenai pameran kostum pada saat festival Solo yang sudah berlangsung. Tangan saya pun reflek mengambil kamera dan jeprat jepret sana sini. Saya pun tidak menyesal berkunjung ke GrandMall Solo. Pameran kostum tersebut berlangsung selama 12-17 Juli 2011. Mengingat kalau hari ini tanggal 17, saya pun beruntung masih bisa menikmati hasil karya anak bangsa. Mahadahsyat!!! Hasil karyanya pun tak terkalahkan dengan desainer terkenal sekelas tingkat international. Saya pun takjub memandangi hasil karya anak muda Solo.

- MAHAKARYA ANAK BANGSA -

- HIASAN KEPALA -

Waktu pun sudah menunjukkan siang hari sekitar pukul 14.00. Saya pun harus mengejar jadwal kereta untuk balik ke Jogja. Tetapi langkah saya tidak menuju ke stasiun melainkan ke sebuah rumah makan Dapur Solo. Rumah makan ini temanya prasmanan. Tersedia berbagai macam sayuran khas Solo dan juga menu santai lainnya seperti bakso, tengkleng, soto daging, dsb. Minuman yang ditawarkan pun seperti warung makan lainnya yaitu ada es teh manis/tawar, es jeruk, dan berbagai juice. Konsepnya sangatlah sederhana. Terletak di pinggir rel dan menghadap ke jalan raya. Untuk masalah harga saya tidak tahu karena begitu makanan diambil kita langsung pergi ke kasir dan menentukan harganya. Walaupun warung makan Dapur Solo ini terlihat sederhana tetapi dapat menyajikan live music sebagai hiburan serta terpampang foto artis-artis yang pernah singgah ke tempat tersebut. Menu yang saya pesan itu bakso dan jus jambu. Setelah makan, saya langsung melangkahkan kaki menuju stasiun Purwosari.
- DAPUR SOLO -
- SUASANA DI DAPUR SOLO -

- SEMANGKUK BAKSO -
Kali ini saya tidak naik Prameks lagi karena jadwal kereta tersebut lebih lama dibanding dengan Madiun Jaya. Jadwal Madiun Jawa agak ‘pagian’ sehingga saya bisa cepat untuk sampai ke Jogja. Lalu saya membeli tiket kereta Madiun Jaya menuju Jogjakarta. Lagi-lagi penumpangnya bejubel, sehingga saya mau tak mau harus berdiri selama perjalanan menuju Jogjakarta. Selama perjalanan, saya memutar lagu playlist yang ada di hape saya untuk menemani langkah saya selanjutnya. #JOGJANEVERENDING

No comments:

Post a Comment