Wednesday, December 19, 2012

Diorama dalam Cinta

Hey, cinta apa kabar?


Cinta..cinta..cinta.. lagi dan lagi.. bikin menagih. Entah berapa puluh ribu kata untuk mengungkapkannya, merasakannya, membuktikannya, dan hingga melukainya. Cinta ialah kebebasan, bebas dari segala hal dengan cara apa dia diungkapkan. Contohnya saja dengan sebuah sapaan hangat, panggilan sayang, hingga tersembunyi dalam diam tentang sebuah bayangan. Mungkin bayangan akan sebuah kenangan karena cinta sebagai penyatuan perasaan. Perasaan baik dalam pasangan, keluarga, bahkan alam semesta itu sendiri. Ada yang bilang cinta itu sebagai puncak kegairahan. Kegairahan dalam membagi kebahagiaan dan kedamaian bukan porak poranda ataupun kesengsaraan. Cinta itu sebuah emas yang diuji bukan dengan air sabun tetapi dengan air raksa.

Cinta adalah kamu yang lahir dari alam semesta. Tetapi antara aku dan kamu tidak ditakdirkan untuk berada dalam satu kisah yang indah layaknya cerita dongeng. Percaya atau tidak, kehidupan ini seperti berjalan setapak di dalam goa yang gelap dan penuh kerikil. Karena setiap langkah hanya menuai luka.
Cinta adalah kita yang mencoba berusaha tetapi tidak dapat mengubah apa-apa. Mencoba mengubah warna senja yang selama ini berwarna merah. Namun tetap saja, tidak berubah dan mungkin ini hanya akan membuatmu tersiksa dan aku menderita.

Cinta adalah sepotong tiramisu, yang manis seperti keju dan pahit seperti kopi. Hey! mengapa kita tidak menyerah saja? menyerah atau berhenti mencoba untuk bermimpi melupakan keinginan hati. Hingga akhirnya, matahari kembali bangun dari tidurnya namun tetap terjebak dalam penderitaan dan putus asa mencoba untuk memecahkan pertanyaan yang belum terjawab.




Jakarta, dini hari menunggu pagi yang hanya menjawab beberapa pertanyaan tentang keinginan isi hati. Diam dan duduk. Merasakan mata yang lelah. Namun apa yang kumiliki terlintas satu harapan tentang keinginan untuk kembali.

No comments:

Post a Comment