Saturday, July 16, 2011

Jogja di Malam Hari

HARI KEDUA
Hello.. hello .. hello.. semuanyaa.. apa kabarnya hari ini? Oiyaa lanjut cerita backpackeran saya selama di Jogja yaa J Dihari kedua saya berada di kota yang dikenal dengan julukan kota pelajar ini, saya mulai menyusuri kota mulai sore hari. Karena pada pagi hingga siang harinya, saya tidak sempat jalan-jalan keliling dikarenakan saya harus menunggu rumah harap maklum karena selama berada disini saya menumpang di rumah orang J. Sehingga saya baru mulai beraktivitas pada sore harinya.
Pukul 18.00 WIB, saya berkunjung ke salah satu gereja. Gereja Katolik Kota Baru. Selain menyempatkan diri untuk beribadah sejenak, saya berkeliling menuju area sekitar gereja. Disana saya tidak sempat untuk memotret karena takut mengganggu umat lainnya. Jadi saya ceritakan saya yaa gambaran gerejanya. Desain Gerejanya sangatlah modern. Semua tempat duduk terpusat menuju kearah tengah. Selain itu, bagi umat yang duduk di luar gereja, terdapat televisi untuk melihat prosesi jalannya misa. Terdapat air berkat dengan desain tempatnya yang unik yaitu terbuat dari batuan yang berbentuk tabung dan di tengah-tengahnya terdapat bejana untuk menaruh air berkat. Misa berlangsung selama satu jam.
Perjalanan selanjutnya berhenti di tempat makan. Dari luar saja sudah menduga bahwa tempat ini asyik buat anak muda yang hendak nongkrong-nongkrong. Bayangan saya yaitu tempat yang asyik untuk pacaran atau kumpul bersama sahabat sambil bermain kartu. Tempat makan dengan desain tema yang tradisional modern ini bernama Raminten. Pertama kali saya ketempat ini, sebetulnya waktu lalu pernah ketempat ini juga tapi tidak pernah kesampean. Satu kata untuk tempat ini yaitu UNIK. Kenapa unik? Coba saja kalian ke tempat ini. Terletak di dekat Gereja Kota Baru. Pengunjung yang hadir pun sangatlah ramai maka dari itu disediakan tempat untuk menunggu. Sekitar sepuluh menit saya menunggu dipanggil oleh waitress. Waitress pada tempat ini pun masih muda-muda dan menggunakan kostum yang unik secara tradisional. Pria menggunakan rompi seperti bartender di café-café tetapi ada unsur batik yang menjadi ciri khas kota Jogja. Wanita menggunakan kemben dengan balutan kain batik yang panjang untuk rok dan juga menggunakan gelang tangan ataupun kaki yang ada bunyinya.
Diluar tepatnya di daerah waiting list, terdapat ornament-ornament tradisional sebagai hiasan warung makan tersebut. Terdapat kereta kerajaan yang diparkir mengelilingi meja tamu yang berada diluar ruangan. Terdapat patung budha. Oiyaa ditempat ini tepatnya dibawah sudut ruangan terdapat dupa dan bunga-bunga entah fungsinya untuk apa saya tidak mengerti. Begitu melihat pintu masuknya, terdapat sebuah gong yang berdiri dan patung wayang orang sebagai hiasan penyambut tamu. Desain bangunannya pun berbentuk seperti pendopo dengan dua lantai. Tempatnya pun ada yang lesehan, ada juga yang menggunakan bangku seperti duduk dilesahan. Bingung kan?? Saya saja terkejut melihat desain bangkunya yang unik. Karena saya makan di tempat lesehan yang berada di lantai dua, saya tidak sempat memotret desain bangkunya. Di dalamnya terdapat sebuah galeri yang menyediakan pernak pernik tradisional Jogja. Terlihat sangkar burung perkutut apabila mengambil view di lantai atas. Raminten, rumah makan bergaya tradisional modern ini pun tidak terkalahkan dengan bar-bar yang ada di Jakarta. Harga menu yang ditawarkan pun sangatlah cocok dengan kantong kita. Murah meriah seharga 2.000-25.000-an J Menu yang ditawarkan pun bermacam-macam. Ada sego goreng, mie goreng, bubur ayam, kupat tahu, sate, soto, bakso dsb. Minumannya pun berbagai macam dan memiliki keunikan tersendiri. Oiyaa kalau mau pesen minuman jangan lupa untuk bilang gelas besar atau kecil. Karena apabila mesan gelas ukuran besar, minuman itu bisa diminum sebanyak 5 orang, dikarenakan ukuran gelasnya yang seperti baskom hehe.. Tapi ukuran gelas kecil saja menurut saya sudah besar, apalagi pesan ukuran gelas besar berarti ukuran tersebut luar biasa besar haha. Saya pesan menu mie goreng sosis, bakso, nuget pakte (pake telor) seharga Rp. 12.000, Nasi goreng ayam seharga Rp. 12.000, es dawet Rp. 7.000, teh gajah Rp. 10.000, susu putih manis seharga Rp. 5.000, sate keong Rp. 2.000/tusuk. Raminten sangatlah recommended buat anak muda yang ingin nongkrong-nongkrong. Suasana malam hari di Raminten sangatlah cocok untuk pacaran J Jogja di malam hari terasa romantis ditemani cahaya kerlap kerlip lampu kota. #JOGJANEVERENDING
- RAMINTEN -

- PAPAN WAITING LIST -

- GONG DI DEPAN PINTU MASUK -

- HIASAN PATUNG DI RUANG TUNGGU -

- CAHAYA LILIN MENAMBAH KEROMANTISAN -

- SATE KEONG -

- SATE KERANG -

- MIE GORENG PAKTE -

- TEH GAJAH -

- ES DAWET -

No comments:

Post a Comment